Translate

RENUNGAN BUAT KAUM (ADAM)

Cowok: “Aku mencintaimu, sungguh-
sungguh jatuh cinta kepadamu.”

Cewek: “Kalau kau memang
mencintaiku, kenapa kau
mengajakku pacaran?”

Cowok: “Hah, Bukankah karena aku
mencintaimu maka karena itulah aku
ingin menjadikanmu pacarku?”

Cewek: “Aku tahu. Aku bukan orang
bodoh. Jika kau mencintaiku, kenapa
menginginkanku melakukan hal yang
tak berguna untuk hidupku?”

Cowok: “Hal yang tidak berguna,
bukankah pacaran merupakan satu
jalan untuk mencapai kesaling-
mengenalan antara aku dan kau?”

Cewek: “Aku tidak sependapat
denganmu. Maafkan aku.”

Cowok: “Tidak apa-apa.”

Cewek: “Apa kau masih ingin
menjadikanku pacarmu?”

Cowok: “Iya. aku tidak akan
menyerah.”

Cewek: “Kalau begitu, sampai
kapanpun aku tidak akan mau
menerimamu. Karena kau hanya
ingin menjadikanku lampiasan
nafsumu.”

Cowok: “Tapi aku mencintaimu.”

Cewek: “Tidak, aku tidak percaya kau
mencintaiku. Kita sudah
dewasa, sudah bisa membedakan
mana yang baik dan tidak. Aku
tidak ingin menghabiskan sisa
hidupku dengan sia-sia. Hidup ini
serius dan pasti akan ada
pertanggungjawabannya.”

Cowok: “Akan aku buktikan
kepadamu. Aku serius.”

Cewek: “Akan kau buktikan dengan
apa. Dengan menungguku sampai
aku mau? Ah basi. Banyak orang
melakukannya begitu, dan banyak
pula perempuan yang berhasil
dibodohi. Sayangnya aku
tidak sama dengan kebanyakan
perempuan lain. Kau tidak akan
berhasil.”

Cowok: “Lalu dengan apa aku
membuktikannya?”

Cewek: “Serius kau ingin
membuktikannya?”

Cowok: “Iya.”

Cewek: “Datanglah kepada kedua
orangtuaku dan minta ijinlah kepada
mereka untuk menikahiku. Bukan
memacariku. Sanggup?”

Cowok: “Baiklah. Aku sanggup.”
Baca selengkapnya » 0 komentar

MASIH MUDAH UDH JADI PAHLAWAN

Seorang remaja berusia 15 tahun menjadi pahlawan baru di Pakistan setelah berhasil menggagalkan serangan bom bunuh diri yang mengincar sekolahnya. Namun naas, dia ikut tewas saat pelaku meledakkan diri.

Diberitakan CNN, Kamis 9 Januari 2014, insiden ini menimpa murid kelas sembilan Aitzaz Hassan Bangash saat dia hendak berangkat ke sekolah Ibrahimzai di distrik Hangu, wilayah utara provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Senin lalu. Saat itulah dia bertemu dengan seorang pengebom bunuh diri.

Pelaku menyamar sebagai murid sekolah itu, menanyakan pada Aitzaz dan sepupunya Musadiq Ali Bangash kemana jalan menuju sekolah. Lantas mereka melihat rompi bom menyembul di tubuh pelaku. Siswa lainnya mundur karena takut, sementara Aitzaz dengan gagah berani berusaha meringkusnya.

"Dia bilang, 'Saya akan menghentikannya. Dia ingin membunuh teman-teman sekolah saya'," kata Musadiq.

"Siswa lain kabur, tapi Aitzaz menantangnya dan coba menangkapnya. Saat coba ditangkap, pengebom itu panik dan memencet tombol peledak," lanjutnya lagi.

Saksi lainnya, Rajab Ali, mengatakan bahwa Aitzaz melempari pengebom itu dengan batu saat dia mencoba masuk sekolah. Ledakan terjadi saat Aitzaz menangkapnya. Keduanya tewas di tempat.

Aksi heroik remaja bongsor ini berhasil menyelamatkan teman-temannya di sekolah tersebut. Saat insiden itu terjadi, ada sekitar 200 murid berada dalam sekolah.
"Sepupu saya mengorbankan nyawanya untuk sekolah dan ratusan kawan-kawannya. Dia selalu mengatakan 'saya selalu siap untuk negara ini'," kata Musadiq.

Atas tindakannya ini, Aitzaz dielu-elukan sebagai pahlawan baru Pakistan setelah Malala Yousafzai yang selamat setelah ditembak Taliban. Pujian terhadap aksi Aitzaz ini banjir di sosial media.

"Aitzaz Hassan, 15 tahun, berkorban nyawa untuk hentikan pengebom bunuh diri di Pakistan. Mengingatkan kita apa keberanian sejati itu. Selamat beristirahat, jiwa pemberani," ujar seorang penulis dan jurnalis, Omer Aziz, di Twitter.
Penghargaan Tertinggi
Menggunakan tanda pagar #onemillionaitzazs atau #aitzaz, warga Pakistan berharap dia mendapatkan penghargaan tertinggi bagi militer yang berkorban demi negeri. Tidak diketahui apakah penghargaan ini bisa diberikan pada warga sipil.

"Rakyat ingin agar Pakistan memberikan penghargaan Nishan-i-Haider untuk putra pemberani Pakistan yang syahid, Aitzaz," twit jurnalis lainnya, Nasim Zehra.

Hangu adalah distrik yang berbatasan dengan wilayah tribal di Pakistan. Daerah ini sarat konflik sektarian dan kekerasan antara Sunni dan Syiah. Ayah Aitzaz, Mujahid Ali, mengaku bangga dengan tindakan anaknya itu.

"Anak saya membuat ibunya menangis. Tapi dia berhasil mencegah ratusan ibu menangisi anak-anak mereka," kata Mujahid, dikutip dari BBC.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Blogroll

Copyright © Kutipan sederhana 2010

Template By MuhammadReynaldhie